Ranti : “Halo”
Mr. X : “Iya Halo, ni siapa ya?”
Ranti : “Lho, ini yang siapa? Soalnya gw gak kenal nomor lo.”
Mr. X : “Kan tadi situ yang miscall ke nomor ini?”
Ranti : “Iya, tapi tadi lo duluan yang miscall kesini. Emang ini nomor siapa?”
Mr. X : “Ini Robert di Bekasi, ini siapa?”
Ranti : “Haah (kaget) di Bekasi? Temennya Agus ya? Bener ni namanya Robert? Gw Ranti.”
Mr. X : “Koq tau Agus? Oh berarti si Agus yang pake Handphone gw tadi buat miscall lo, nama gw sih Gun..hehe (ketawa)”
Ranti : “Iya tau, iya mungkin Agus yang pakai Handphone lo buat miscall gw, sory ya gw jadi ganggu miscall-miscall lo.”
Mr. X : “Gak apa-apa koq, ya udah ya disambung besok lagi, maaf juga udah ganggu”
Ranti : “Oke deh, sama-sama ya” (Tutup)
Mr. X : “Iya Halo, ni siapa ya?”
Ranti : “Lho, ini yang siapa? Soalnya gw gak kenal nomor lo.”
Mr. X : “Kan tadi situ yang miscall ke nomor ini?”
Ranti : “Iya, tapi tadi lo duluan yang miscall kesini. Emang ini nomor siapa?”
Mr. X : “Ini Robert di Bekasi, ini siapa?”
Ranti : “Haah (kaget) di Bekasi? Temennya Agus ya? Bener ni namanya Robert? Gw Ranti.”
Mr. X : “Koq tau Agus? Oh berarti si Agus yang pake Handphone gw tadi buat miscall lo, nama gw sih Gun..hehe (ketawa)”
Ranti : “Iya tau, iya mungkin Agus yang pakai Handphone lo buat miscall gw, sory ya gw jadi ganggu miscall-miscall lo.”
Mr. X : “Gak apa-apa koq, ya udah ya disambung besok lagi, maaf juga udah ganggu”
Ranti : “Oke deh, sama-sama ya” (Tutup)
Suatu hari di tahun 2005-2008 ada dua orang sahabat yang satu bernama Etha dan satu lagi bernama Ranti. Dua orang sahabat ini sangat akrab sekali di sekolah. Hingga pada suatu Gun Etha mempunyai seorang pacar yang bernama Agus, akan tetapi mereka berpacaran hanya melalui telepon seluler (Hp) dan belum pernah bertemu sama sekali, hingga suatu saat Etha menyuruh Ranti untuk mengerjai pacarnya itu dengan berpura-pura menjadi seorang wanita yang mengirim sms nyasar. Ranti pun menyanggupi keinginan sahabatnya itu. Kemudian Ranti mengirimkan sms kepada Agus kekasih Etha, tak lama kemudian Agus pun menjawab sms yang Ranti kirimkan kepadanya, hingga terjadilah sms yang berlangsung setiap hari antara Ranti dengan Agus. Sampai akhirnya Etha dan Agus berpisah dan Agus mulai merayu Ranti untuk menjadi pacarnya. Ranti berpikir “tak ada salahnya buat iseng-iseng” dan tak berapa lama kemudian Ranti dan Agus pun berpacaran, akan tetapi sama halnya dengan Etha dan Agus yang hanya berpacaran melalui telepon seluler, Ranti dan Agus pun demikian. Waktu pun terus berlalu hingga berbulan-bulan lamanya Ranti dan Agus berpacaran hanya melalui telepon seluler. Sampai akhirnya di suatu malam telepon seluler Ranti berdering, Ranti pun segera melihatnya dan ketika akan dijawab, telepon tersebut mati. Kemudian Ranti mencoba untuk menghubungi kembali nomor telepon tersebut karena Ranti berpikir kalau-kalau telepon tersebut dari temannya dan itu penting. Akhirnya Ranti pun menelepon nomor tersebut, akan tetapi tidak ada jawaban kemudian Ranti matikan. Tak berapa lama kemudian telepon seluler Ranti pun berdering kembali dan nomor yang memanggil adalah nomor yang sebelumnya Ranti telepon tidak dijawab, akhirnya Ranti menjawab telepon tersebut dan terjadilah obrolan antara Ranti dengan orang yang berada di terlepon tersebut :
Ranti : “Halo”
Mr. X : “Iya Halo, ni siapa ya?”
Ranti : “Lho, ini yang siapa? Soalnya gw gak kenal nomor lo.”
Mr. X : “Kan tadi situ yang miscall ke nomor ini?”
Ranti : “Iya, tapi tadi lo duluan yang miscall kesini. Emang ini nomor siapa?”
Mr. X : “Ini Robert di Bekasi, ini siapa?”
Ranti : “Haah (kaget) di Bekasi? Temennya Agus ya? Bener ni namanya Robert? Gw Ranti.”
Mr. X : “Koq tau Agus? Oh berarti si Agus yang pake Handphone gw tadi buat miscall lo, nama gw sih Gun..hehe (ketawa)”
Ranti : “Iya tau, iya mungkin Agus yang pakai Handphone lo buat miscall gw, sory ya gw jadi ganggu miscall-miscall lo.”
Mr. X : “Gak apa-apa koq, ya udah ya disambung besok lagi, maaf juga udah ganggu”
Ranti : “Oke deh, sama-sama ya” (Tutup)
Dari situlah akhirnya obrolan antara Ranti dan Gun berlanjut setiap Gun entah itu telepon atau sms, Gun tipe pria yang baik dan humoris, hampir setiap hari setelah pulang kerja dia sempatkan untuk menghubungi Ranti walaupun dengan memanfaatkan freetalk. Gun juga sering sekali mengirimi Ranti pulsa, padahal sudah jelas-jelas belum pernah bertemu. Setiap Gun menghubungi Ranti pasti dia selalu membuat Ranti tertawa dengan candaan-candaannya yang memang menghibur. Dari situlah Gun dan Ranti saling memberi perhatian padahal mereka belum jadian. Gun sering memanggil Ranti dengan sebutan “Bunda”, Ranti juga sering memanggil Gun dengan sebutan “Ayah”. Padahal pada saat itu mereka berdua sama-sama masih memiliki pasangan. Mereka berdua saling curhat tentang pasangannya dan juga tentang keluarganya. Sampai akhirnya mereka sama-sama tau kalau ternyata mereka sama-sama berasal dari Yogyakarta. Mereka juga tau kalau agama merekapun sama walaupun Ranti Kristen Protestan dan Gun Kristen Katolik. Setelah mereka berbincang-bincang cukup lama, mereka menyadari kalo ternyata banyak kesamaan diantara mereka. Gun juga bercerita tentang hubungannya dengan kekasihnya yang belum lama merenggang karena sudah tidak ada kabar dari kekasihnya. Ranti pun bercerita klo hubungannya dengan kekasihnya tidak mungkin lama karena mereka berbeda keyakinan. Sampai akhrinya mereka berdua (Ranti n Gun) sama-sama merasa nyaman dan dekat padahal belum pernah bertemu sekalipun.
Hingga ketika akan menjelang natal, Ranti dan keluarganya akan merayakan di kampung halaman kedua orang tuanya di Yogyakarta. Ranti pun bilang kepada Gun bahwa dia akan mudik, dari situ Gun minta tukeran foto via MMS. Selang beberapa waktu Ranti sudah tiba di kota Yogyakarta. Ranti bersama keluarganya mengunjungi bude (kakak dr Ayah) yang berada di jalan kaliurang, disitu dekat dengan rumah orang tua Gun. Ketika itu kami janjian akan bertemu disekitar jalan kaliurang tersebut, akan tetapi ketika Ranti sudah berhenti di jalan kaliurang tersebut dengan sepupunya, Gun tak kunjung datang dan akhirnya Ranti memutuskan untuk pulang saja. Sampai akhirnya Ranti mengirimkan sms kepada Gun untuk menanyakan dia dimana, tapi jawabannya dia sudah melihat Ranti. Ranti pun berpikir apa mungkin Gun ilfeel sudah melihatnya sehingga Gun tidak mau menemuinya. Akan tetapi Ranti tidak ambil pusing dan membiarkannya. Sampai keesokan harinya ternyata Gun masih menghubungi Ranti via sms maupun telepon. Ternyata dugaan Ranti salah, Gun masih mau berteman dengan dirinya.
Waktu liburan pun telah usai, mau tidak mau Ranti harus pulang ke rumahnya yang berada di Bogor. Dari situ Gun masih dengan setia menghubungi Ranti, hingga pada suatu hari Gun menyatakan isi hatinya klo dia ingin memiliki Ranti, tapi Gun berbicara demikian lewat telepon hingga berkali-kali sehingga timbul keisengan Ranti dengan menjawab “kalau memang kamu mau serius sama aku, kamu datang langsung ke Bogor dan ungkapkan sendiri isi hatimu dihadapanqu”. Ternyata dari keisengan tersebut, Gun merasa tertantang dan dia menyanggupi apa yang diinginkan Ranti. Kemudian di suatu malam Gun menelepon Ranti dan menanyakan alamat jelas Ranti. Anehnya, Ranti langsung saja memberitahu alamat aslinya kepada Gun dan memberitahu juga kendaraan yang harus Gun naiki dari Bekasi sampai ke rumah Ranti. Ranti berpikir kalau Gun bercanda menanyakan hal tersebut. Tak disangka dan tak diduga ternyata keesokan harinya Gun tiba di rumah Ranti dan yang membukakan pintu adalah Ibu dari Ranti sendiri. Ranti grogi dan bingung ketika Gun tiba di rumahnya. Mereka berdua sama-sama grogi ketika ngobrol dan bertemu langsung seperti itu. Ranti pun deg-degan takutnya pada hari itu Gun akan menyatakan isi hatinya. Akan tetapi dugaan Ranti salah, mungkin mereka berdua masih sama-sama ingin mengenal satu sama lain. Tak terasa waktupun begitu cepat berlalu hingga akhirnya Gun harus kembali ke Bekasi dan dia berjanji pada Ranti akan kembali mengunjunginya lagi suatu saat nanti. Ketika Gun sudah pulang, pikiran dalam diri Ranti kemudian bercampur aduk. Ranti berpikir apa memang Gun benar-benar akan serius karena dia telah memenuhi keinginan Ranti untuk menemuinya di rumahnya. Dari situ lama-lama timbul perasaan sayang Ranti kepada Gun yang lama-lama semakin membesar. Hingga suatu hari Gun ditugaskan ke Medan, dari situ Ranti cemas kalo pertemuan mereka tempo hari akan menjadi pertemuan yang terakhir dan mungkin di Medan Gun akan menemukan wanita yang lebih baik daripada dirinya. Akan tetapi, dugaan Ranti tersebut salah untuk kesekian kalinya. Ketika sampai di Medan, Gun masih seperti biasanya masih menghubungi Ranti dan masih memberikan perhatiannya kepada Ranti selayaknya sepasang kekasih. Setiap hari Ranti menanyakan kapan Gun pulang dan kapan akan mengunjunginya lagi. Gun selalu menjawab dia di Medan kemungkinan akan lama sampai 1 tahun, dari situ Ranti merasa sedih, angan-angan dan keinginannya untuk bersama Gun sangat kecil.
Ranti : “Halo”
Mr. X : “Iya Halo, ni siapa ya?”
Ranti : “Lho, ini yang siapa? Soalnya gw gak kenal nomor lo.”
Mr. X : “Kan tadi situ yang miscall ke nomor ini?”
Ranti : “Iya, tapi tadi lo duluan yang miscall kesini. Emang ini nomor siapa?”
Mr. X : “Ini Robert di Bekasi, ini siapa?”
Ranti : “Haah (kaget) di Bekasi? Temennya Agus ya? Bener ni namanya Robert? Gw Ranti.”
Mr. X : “Koq tau Agus? Oh berarti si Agus yang pake Handphone gw tadi buat miscall lo, nama gw sih Gun..hehe (ketawa)”
Ranti : “Iya tau, iya mungkin Agus yang pakai Handphone lo buat miscall gw, sory ya gw jadi ganggu miscall-miscall lo.”
Mr. X : “Gak apa-apa koq, ya udah ya disambung besok lagi, maaf juga udah ganggu”
Ranti : “Oke deh, sama-sama ya” (Tutup)
Dari situlah akhirnya obrolan antara Ranti dan Gun berlanjut setiap Gun entah itu telepon atau sms, Gun tipe pria yang baik dan humoris, hampir setiap hari setelah pulang kerja dia sempatkan untuk menghubungi Ranti walaupun dengan memanfaatkan freetalk. Gun juga sering sekali mengirimi Ranti pulsa, padahal sudah jelas-jelas belum pernah bertemu. Setiap Gun menghubungi Ranti pasti dia selalu membuat Ranti tertawa dengan candaan-candaannya yang memang menghibur. Dari situlah Gun dan Ranti saling memberi perhatian padahal mereka belum jadian. Gun sering memanggil Ranti dengan sebutan “Bunda”, Ranti juga sering memanggil Gun dengan sebutan “Ayah”. Padahal pada saat itu mereka berdua sama-sama masih memiliki pasangan. Mereka berdua saling curhat tentang pasangannya dan juga tentang keluarganya. Sampai akhirnya mereka sama-sama tau kalau ternyata mereka sama-sama berasal dari Yogyakarta. Mereka juga tau kalau agama merekapun sama walaupun Ranti Kristen Protestan dan Gun Kristen Katolik. Setelah mereka berbincang-bincang cukup lama, mereka menyadari kalo ternyata banyak kesamaan diantara mereka. Gun juga bercerita tentang hubungannya dengan kekasihnya yang belum lama merenggang karena sudah tidak ada kabar dari kekasihnya. Ranti pun bercerita klo hubungannya dengan kekasihnya tidak mungkin lama karena mereka berbeda keyakinan. Sampai akhrinya mereka berdua (Ranti n Gun) sama-sama merasa nyaman dan dekat padahal belum pernah bertemu sekalipun.
Hingga ketika akan menjelang natal, Ranti dan keluarganya akan merayakan di kampung halaman kedua orang tuanya di Yogyakarta. Ranti pun bilang kepada Gun bahwa dia akan mudik, dari situ Gun minta tukeran foto via MMS. Selang beberapa waktu Ranti sudah tiba di kota Yogyakarta. Ranti bersama keluarganya mengunjungi bude (kakak dr Ayah) yang berada di jalan kaliurang, disitu dekat dengan rumah orang tua Gun. Ketika itu kami janjian akan bertemu disekitar jalan kaliurang tersebut, akan tetapi ketika Ranti sudah berhenti di jalan kaliurang tersebut dengan sepupunya, Gun tak kunjung datang dan akhirnya Ranti memutuskan untuk pulang saja. Sampai akhirnya Ranti mengirimkan sms kepada Gun untuk menanyakan dia dimana, tapi jawabannya dia sudah melihat Ranti. Ranti pun berpikir apa mungkin Gun ilfeel sudah melihatnya sehingga Gun tidak mau menemuinya. Akan tetapi Ranti tidak ambil pusing dan membiarkannya. Sampai keesokan harinya ternyata Gun masih menghubungi Ranti via sms maupun telepon. Ternyata dugaan Ranti salah, Gun masih mau berteman dengan dirinya.
Waktu liburan pun telah usai, mau tidak mau Ranti harus pulang ke rumahnya yang berada di Bogor. Dari situ Gun masih dengan setia menghubungi Ranti, hingga pada suatu hari Gun menyatakan isi hatinya klo dia ingin memiliki Ranti, tapi Gun berbicara demikian lewat telepon hingga berkali-kali sehingga timbul keisengan Ranti dengan menjawab “kalau memang kamu mau serius sama aku, kamu datang langsung ke Bogor dan ungkapkan sendiri isi hatimu dihadapanqu”. Ternyata dari keisengan tersebut, Gun merasa tertantang dan dia menyanggupi apa yang diinginkan Ranti. Kemudian di suatu malam Gun menelepon Ranti dan menanyakan alamat jelas Ranti. Anehnya, Ranti langsung saja memberitahu alamat aslinya kepada Gun dan memberitahu juga kendaraan yang harus Gun naiki dari Bekasi sampai ke rumah Ranti. Ranti berpikir kalau Gun bercanda menanyakan hal tersebut. Tak disangka dan tak diduga ternyata keesokan harinya Gun tiba di rumah Ranti dan yang membukakan pintu adalah Ibu dari Ranti sendiri. Ranti grogi dan bingung ketika Gun tiba di rumahnya. Mereka berdua sama-sama grogi ketika ngobrol dan bertemu langsung seperti itu. Ranti pun deg-degan takutnya pada hari itu Gun akan menyatakan isi hatinya. Akan tetapi dugaan Ranti salah, mungkin mereka berdua masih sama-sama ingin mengenal satu sama lain. Tak terasa waktupun begitu cepat berlalu hingga akhirnya Gun harus kembali ke Bekasi dan dia berjanji pada Ranti akan kembali mengunjunginya lagi suatu saat nanti. Ketika Gun sudah pulang, pikiran dalam diri Ranti kemudian bercampur aduk. Ranti berpikir apa memang Gun benar-benar akan serius karena dia telah memenuhi keinginan Ranti untuk menemuinya di rumahnya. Dari situ lama-lama timbul perasaan sayang Ranti kepada Gun yang lama-lama semakin membesar. Hingga suatu hari Gun ditugaskan ke Medan, dari situ Ranti cemas kalo pertemuan mereka tempo hari akan menjadi pertemuan yang terakhir dan mungkin di Medan Gun akan menemukan wanita yang lebih baik daripada dirinya. Akan tetapi, dugaan Ranti tersebut salah untuk kesekian kalinya. Ketika sampai di Medan, Gun masih seperti biasanya masih menghubungi Ranti dan masih memberikan perhatiannya kepada Ranti selayaknya sepasang kekasih. Setiap hari Ranti menanyakan kapan Gun pulang dan kapan akan mengunjunginya lagi. Gun selalu menjawab dia di Medan kemungkinan akan lama sampai 1 tahun, dari situ Ranti merasa sedih, angan-angan dan keinginannya untuk bersama Gun sangat kecil.
Setiap hari Ranti berdoa memohon pada Tuhan “jika memang Gun adalah lelaki yang Tuhan berikan untuk mendampingi hidupku, dekatkanlah dia padaku dan pertemukanlah dia bersamaku kembali. Hingga pada suatu hari Gun sms kalau dia akan berlibur ke danau toba bersama teman-temannya dengan menggunakan bis. Ranti pun percaya saja karena Ranti juga tidak tau keadaan disana, yang Ranti tau dia masih bertugas di Medan. Setelah Gun memberitahu itu, Ranti pun pergi mandi. Ketika Ranti selesai mandi, Ranti mendengar pintu rumahnya ada yang mengetuk, Ranti bergegas membukakan pintu rumahnya, dan alangkah terkejutnya Ranti ketika dia membuka pintu rumahnya ternyata yang datang adalah Gun dengan senyuman dan tawanya yang membuat Ranti kesal karena Gun memberikan Ranti surprise. Karena tadi dia bilang akan pergi ke danau toba tetapi sampainya malah di rumah Ranti. Setelah itu mereka berbicang-bincang, bercanda dan tertawa bersama, sampai akhirnya Gun mencium kening Ranti dan menanyakan pada Ranti “udah percaya kan sekarang” mungkin yang dimaksud dari pertanyaan Gun adalah dia sudah membuktikan kalau dia mau serius dengan Ranti dengan mendatangi Ranti ke rumahnya. Ranti terharu, Ranti merasa kalau Gun sudah berkorban untuknya dan meluangkan waktunya untuk datang ke rumah Ranti. Dari situ Ranti pun menjawab kalau dia percaya dengan keseriusan Gun dan mereka resmi jadian di hari Kamis, 19 Juni 2008. Suka duka mereka jalani bersama, terkadang ada saja permasalahan yang sering muncul diantara mereka sehingga menyebabkan mereka bertengkar hebat. Akan tetapi itu semua bisa mereka atasi dengan cara salah satu dari mereka ada yang mengalah.
Ranti mendapat kabar dari Gun, kalo dirinya akan ditugaskan ke Surabaya beberapa bulan. Ranti pun merasa sedih kembali, dia merasa bahwa dia akan jauh dengan Gun, dan perasaan khawatir akan adanya wanita lain di hidup Gun kembali menghantui Ranti. Akan tetapi, Gun berusaha menepis semua itu, dia berusaha untuk selalu menjaga hatinya untuk Ranti yang selalu setia menunggu dia kembali. Hari demi hari pun berlalu, sampai akhirnya suatu hari Ranti mengalami musibah, bahwa dia harus dirawat selama beberapa hari di Rumah Sakit karena terserang penyakit Typhus. Ranti sedih disaat dia seperti itu tapi Gun berada di luar kota, akan tetapi Gun selalu menelepon Ranti disaat sedang senggang bekerja, Gun selalu menanyakan keadaan Ranti, dia selalu mengingatkan untuk makan dan minum obat juga istirahat. Hari demi haripun berlalu, akhirnya Ranti diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik. Sampai suatu hari Gun memberi kabar kalau bulan depan kakaknya akan menikah, dari situ Gun berjanji jika Ranti sudah sembuh maka dia akan mengajak Ranti ke Yogyakarta untuk menghadiri pernikahan kakaknya, juga akan memperkenalkan Ranti pada ibunya. Tepat sudah sebulan lebih Gun berada di Surabaya, dia pun kemudian pulang tapi dia tidak pulang ke Bekasi, akan tetapi dia pulang ke Bogor karena ingin menjenguk Ranti dan mengajak Ranti jalan-jalan untuk menebus kesalahannya karena tidak menemani Ranti pada saat dia di Rumah Sakit. Sebulan pun berlalu, tibalah hari pernikahan kakak dari Gun sudah dekat, Gun sudah berjanji akan mengajak Ranti untuk ikut bersamanya ke Yogyakarta. Sebelum hari H keberangkatannya ke Yogyakarta, Gun pergi ke rumah Ranti untuk meminta ijin kepada orang tua Ranti untuk mengajak Ranti pergi ke Yogyakarta untuk menghadiri pesta pernikahan kakaknya. Anehnya orang tua Ranti langsung memberikan ijin tersebut, padahal sebelumnya jika Ranti akan pergi bermain atau sekedar jalan-jalan dengan temannya terkadang orang tua Ranti selalu melarang bahkan kalaupun mengijinkan akan ngomel terlebih dahulu. Tapi ketika Gun meminta ijin, langsung diijinkan oleh orang tua Ranti. Entah karena Ranti habis dirawat di RS sehingga orang tua Ranti memperbolehkan, karna khawatir apabila tidak di ijinkan, Ranti akan sakit lagi. Atau karena orang tua Ranti sudah percaya terhadap Gun. Akan tetapi, orang tua Ranti berpesan agar di Yogyakarta Ranti tinggal dirumah budenya saja. Dan Gun pun mendengarkan dan melaksanakan pesan tersebut hingga keesokan harinya Ranti dan Gun berangkat dengan menggunakan Bus Malam.
Setibanya di Yogyakarta, Gun mengantarkan Ranti ke rumah budenya terlebih dahulu sebelum dia pulang ke rumah orang tuanya. Sampai keesokan harinya acara pernikahanpun dilaksanakan, Ranti dijemput oleh Gun dengan menggunakan mobil Avanza dan di bawa ke rumah Gun terlebih dahulu dan kemudian dikenalkan kepada Ibu dan kakak-kakak dari Gun, kebetulan Gun anak paling bungsu, dan Ranti anak paling sulung. (Kalau kata orang jaman dulu sih jodoh jika anak sulung bertemu dengan anak bungsu). Sampai acara berlangsung di gereja tempat akad nikah dilaksanakan, Ranti ikut dalam akad nikah tersebut tanpa di temani Gun, karena dia sibuk kesana-kemari dan Ranti berusaha mengerti dan tidak manja. Ranti duduk berdampingan dengan kakak ipar Gun yang lain. Hingga acara akad nikah selesai, dan dilanjutkan resepsi pernikahan di rumah Gun, Ranti pun ikut acara tersebut sampai selesai. Sampai akhirnya Ranti ikut bersama Gun untuk mengantarkan sodara-sodara Gun pulang ke Klaten, Bantul, dll. Jadi sekalian jalan-jalan juga seharian. Dua hari kemudian setelah penikahan tersebut selesai. Gun dan Ranti pun pulang untuk melakukan tugas masing-masing yang sempat tertinggal. Ranti sangat senang sekali bisa pergi berlibur bersama Gun ke Yogyakarta tanpa didampingi orang tua.
Berbulan-bulan hingga bertahun-tahun Ranti mulai kuliah di semester pertama hingga saat ini Ranti sudah berada di semester akhir dan hampir selesai, Gun slalu setia menemani keseharian Ranti walaupun hanya melalui sms ataupun telepon karena jarak mereka yang jauh Bogor-Bekasi. Tapi mereka berdua bisa mempertahankannya hingga hubungan mereka mencapai 4 tahun. Satu sama lain diantara mereka sudah saling tau dan saling mengenal keadaan pasangan masing-masing, hingga luar dalam keadaan keluarga masing-masing merekapun sudah tau. Merekapun saling berjanji dan berdoa agar suatu saat mereka bisa bersama selamanya sampai maut yang memisahkan mereka. Karena diantara mereka sudah tidak mau main-main lagi, mereka sama-sama mencari pasangan untuk hidup mereka seterusnya. Mereka sudah bisa menerima keadaan mereka masing-masing dengan segala kekurangan dan kelebihan yang mereka punya, ya mungkin ada saja hal-hal yang membuat mereka bertengkar, tapi tidak sampai bertengkar hebat. Semuanya masih bisa mereka atasi. Kenangan-kenangan mereka selama ini tidak akan pernah bisa mereka lupakan karena sudah banyak kenangan yang mereka ukir di semua tempat-tempat yang telah mereka kunjungi. Akan tetapi ketika Ranti dihadapkan dengan Tugas Akhrinya (Skripsi), Ranti merasa stress, dia merasa kalau Gun tidak memperhatikannya lagi karna sibuk dengan pekerjaannya. Hingga akhirnya Ranti mencoba mencari teman laki-laki untuk menemani kesendirian dan kejenuhannya karena dia sedang malas dengan Gun. Rani juga sempat berpacaran dengan lelaki tersebut, akan tetapi hubungan mereka tidak berjalan lama. Karena ternyata Ranti merasa kalau yang ada dalam hatinya hanya Gun. Dari cowok tersebut Ranti mendapatkan pelajaran berharga akan arti sebuah komitmen dari sebuah hubungan. Ranti mulai berpikir kalo Gun bekerja untuknya sedangkan dia malah mendua dengan lelaki lain. Dari situ Ranti berjanji bahwa dia berusaha akan selalu menjaga hatinya untuk Gun hingga waktu yang mereka nantikan tiba. Akhirnya kita tunggu lagi kabar selanjutnya dari perkembangan hubungan mereka. Kita doakan saja semoga akhirnya mereka akan bahagia dan hidup bersama selamanya. Amin..
Cerita ini hanya iseng-iseng dan hiburan semata, untuk mengisi kekosongan dan menghibur diri disaat sedang setres mengerjakan skripsi. Jika terdapat kata-kata atau ejaan yang salah mohon kritik dan sarannya karena penulis masih amatiran..hehehe ?
Oleh : Nona Evah